“Sementara orang banyak datang di belakangnya dan menggedor pintu dan segera memasuki rumah itu. Kata mereka: 'Beliau (Utsman r.a.) telah terbunuh, sementara rakyat harus punya khalifah, dan kami tidak mengetahui orang yang paling berhak untuk itu kecuali anda (Ali r.a.)'. Ali r.a. berkata kepada mereka: 'Janganlah kalian mengharapkan saya, sebab saya lebih senang menjadi wazir (pembantu) bagi kalian daripada menjadi Amir'. Mereka menjawab: 'Tidak, demi Allah, kami tidak mengetahui ada orang yang lebih berhak menjadi khalifah daripada engkau'. Ali r.a. menjawab: 'Jika kalian tidak menerima pendapatku dan tetap ingin membaiatku, maka baiat itu hendaknya tidak bersifat rahasia, tetapi aku akan pergi ke masjid, maka siapa yang bermaksud membaiatku maka berbaiatlah kepadaku'. Pergilah Ali r.a. ke masjid dan orang-orang berbaiat kepadanya.”
Proses Baiat
Dalam Tarikh Al-Ya’qubi dikatakan bahwa Ali bin Abi Thalib r.a. menggantikan Utsman sebagai khalifah dan beliau dibaiat oleh Thalhah r.a., Zubair r.a., kaum Muhajirin, dan Ansar (radhiyaLlahu anhum). Orang pertama yang membaiat dan menjabat tangannya adalah Thalhah bin Ubaidillah r.a.
Tantangan Selama Kekhalifahan
Kekhalifahan Ali r.a. penuh dengan tantangan dan konflik. Masa pemerintahannya ditandai oleh beberapa peristiwa besar yang mempengaruhi sejarah Islam:
1. Perang Jamal
Perang ini terjadi karena ketidakpuasan sebagian sahabat atas kebijakan Ali r.a. Aisyah r.a., Thalhah r.a., dan Zubair r.a. memimpin pemberontakan yang kemudian dikenal sebagai Perang Jamal. Perang ini terjadi di dekat Basrah, Irak.
2. Perang Siffin
Perang ini adalah konflik antara Ali r.a. dan Muawiyah bin Abu Sufyan r.a., yang menolak mengakui kepemimpinan Ali r.a. Pertempuran ini terjadi di Siffin, dekat Sungai Efrat, dan berakhir dengan arbitrase yang mengakibatkan munculnya kelompok Khawarij.
3. Munculnya Kelompok Khawarij
Kelompok ini awalnya mendukung Ali r.a., namun kemudian memberontak karena ketidaksetujuan terhadap keputusan arbitrase dengan Muawiyah. Khawarij menuntut kembalinya kekhalifahan kepada prinsip-prinsip Islam yang ketat menurut pandangan mereka.
Kematian Khalifah Ali
Khalifah Ali r.a. meninggal dunia pada 661 Masehi akibat pembunuhan oleh seorang Khawarij bernama Abdurrahman bin Muljam. Pembunuhan ini terjadi di masjid Kufah saat Ali r.a. sedang melaksanakan salat Subuh. Dengan kematiannya, berakhirlah era Khulafaur Rasyidin dan dimulailah masa kekhalifahan Umayyah di bawah pimpinan Muawiyah bin Abu Sufyan.
Warisan Ali bin Abi Thalib r.a.
Ali r.a. dikenang sebagai pemimpin yang bijaksana, pemberani, dan saleh. Beliau adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang paling dekat dan dihormati. Kebijaksanaan dan ajaran beliau masih menjadi inspirasi bagi umat Islam hingga kini. Ali r.a. juga dikenal karena kontribusinya dalam pengembangan hukum dan ilmu pengetahuan Islam. Ajaran dan petuahnya dihimpun dalam berbagai buku dan terus dipelajari oleh generasi-generasi berikutnya.
Kesimpulan
Kekhalifahan Ali bin Abi Thalib r.a. merupakan salah satu periode penting dalam sejarah Islam. Meskipun masa kepemimpinannya penuh dengan konflik dan tantangan, beliau tetap dikenang sebagai pemimpin yang adil dan bijaksana. Warisannya dalam bidang hukum, ilmu pengetahuan, dan spiritualitas terus menginspirasi umat Islam di seluruh dunia. Ali r.a. adalah simbol keberanian, keadilan, dan keteguhan dalam menghadapi berbagai ujian dan cobaan.